Perpisahan menimbulkan banyak makna dan tanda tanya. Meninggalnya seseorang terkadang menimbulkan tanya dari yang ditinggalkan, "Apa yang telah dia lakukan? Apa yang sebaiknya akau lakukan?"
Demikian juga berpisahnya seseorang dari keluarga, saudara, teman, sahabat, atau rekan kerja. Seringkali diikuti tangis yang
menandakan kesedihan amat dalam karena harus meninggalkan atau harus ditinggalkan, sementara setelah acara perpisahan usai, sirna silaturahim. Tawa ejekan dan gunjingan yang tersisa. Atau kita kebingungan mencari kata-kata dan hadiah yang cocok untuk orang yang akan ditinggalkan atau yang akan meninggalkan.
Ada tiga hal positif yang bisa kita berikan ketika kita harus berpisah dengan keluarga, saudara, teman, sahabat, atau rekan kerja untuk suatu waktu tertentu. Tiga hal yang bisa melapangkan jalan kita selanjutnya, tanpa beban, dan memberi kenangan yang bermanfaat sepanjang masa.
Pertama, ucapkan syukur kepada Tuhan karena diberi kesempatan berkumpul dan bekerja sama dengan orang-orang yang kita tinggalkan. Berikan ucapan terima kasih yang ikhlas kepada mereka atas kerja sama, nasehat, peringatan, koreksi atau apa saja. Karena apa yang kita terima dari mereka, apakah itu kebaikan atau keburukan, adalah ujian dari yang Maha Kuasa, bahkan mungkin peringatan yang diberikan Nya melalui orang-orang disekitar kita. Dengan demikian berarti kita memberikan penghargaan yang tak terhingga kepada mereka dan menimbulkan rasa bangga bagi yang menerama ucapan terima kasih, dan itu bisa menimbulkan semangat, motifasi, atau membesarkan hati.
Kedua, meminta maaf secara tulus kepada yang ditinggalkan. Karena setiap orang yang terlibat dalam pergaulan, disengaja atau tidak pasti ada kesalahan yang pernah dilakukan selama itu. Meminta maaf, adalah sebuah jalan untuk menetralkan dan mencairkan persoalan. Meskipun meminta maaf tidak harus menunggu saat kita akan berpisah, tetapi melakukan saat waktu-waktu seperti itu akan menimbulkan kesan yang mendalam, karena siapa tahu ada kesalahan yang tidak kita sadari telah terjadi, dan kita belum sempat minta maaf.
Ketiga, memberikan wasiat dan nasehat kebaikan. Budaya ketimuran kadang-kadang kita risi untuk memberikan nasehat yang baik, apalagi saat kita hendak meninggalkan suatu komunitas. Seringkali kita malah berbasa-basi bahwa semuanya telah "running well", sehingga tidak perlu lagi kita berpesan atau berwasiat. Padahal sudah kewajiban manusia sebagai makhluk yang memberi kebaikan kepada seluruh alam, untuk selalu berpesan kepada kebaikan. Jadi, sampaikanlah pesan yang baik kepada mereka yang akan kita tinggalkan dan biarkan pesan itu menjadi kenangan di hati yang selalu diingat dan tak terlupakan.
Jika kita mampu memberikan yang terbaik buat lingkungan kita, mengapa harus ragu dan takut membuat perbedaan.
Senin, 28 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar